Terjemah Kitab Ghawr Al Umur, Syekh Al Hakim At Tirmidzi [205 H – 320H]
Makrifat
adalah raja yang Allah beri kuasa atasnya. Da memberinya satu tempat
yang paling mulia dan paling tinggi. Ia memiliki busana keindahan,
busana kebesaran, busana kekuasaan, busana keagungan, busana kewibawaan,
busana kedermawanan, busana kemuliaan, busana rahmat, busana kasih,
busana jabarut dan busana malakut. Ia juga memakai mahkota uluhiyah yang
cahayanya bersinar hingga mencapai Zat Pemilik Arsy’ Yang Maha Agung.
Ada
kondisi tertentu pada makrifat yang tidak dapat diungkapkan kepada
masyarakat awam karena khawatir akan masuknya berbagai bisikan dan
fitnah ke dalam hati mereka. Namun yang jelas, ia merupakan ilmu yang
menakjubkan dan agung.
Misteri Akal
Allah menciptakan akal dan cahaya kemuliaan. Dalam penulisannya, ia terdiri atas tiga huruf yaitu ‘ain, qaf, dan lam.
‘Ain memiliki
lima makna yaitu : (1) ‘izzah yang berarti kemuliaan, (2) ‘azhamah yang
bermakna keagungan, (3) ‘uluw yang berarti ketinggian, (4) ‘ilm yang
bermakna pengetahuan, dan (5) ‘atha yang bermakna pemberian. Untuk
diketahui, setiap huruf pasti memiliki misteri dan muatan tersendiri
yang tidak dimiliki huruf lain. Jadi, ketika mengucap huruf ‘ain, maka
itu berarti di dalamnya ada keagungan, kemuliaan, ketinggian,
pengetahuan dan pemberian.
Selanjutnya,
huruf Qaf memiliki lima makna. Ia berasal dari kata Qurbah yang bermakna
kedekatan, Qawl yang bermakna ucapan, Qur’an yang bermakna Al Qur’an,
Qawaam yang bermakna lurus, dan Qudrah yang bermakna kekuasaan.
Ketika
mengucap ‘Aq, itu artinya sudah masuk di dalamnya huruf ‘Ain dan Qaf
berikut berbagai maknanya. Lalu huruf Lam, yang berasal dari kata Luthf
yang bermakna lembut atau halus. Kelembutan tersebut berasal dari sifat
rahmat. Rahmat tersebut berasal dari sifat belas kasih. Sifat belas
kasih tersebut berasal dari rasa sayang. Rasa sayang tersebut berasal
dari rasa sayang. Rasa sayang tersebut berasal dari rasa rindu. Rasa
rindu itulah yang berasal dari cinta.
Hubb yang bermakna cinta
terdiri atas dua huruf, Haa’ dan Baa’. Huruf Haa’ berarti Hayaah yang
bermakna kehidupan, Hayaa’ yang bermakna rasa malu, Hilm yang bermakna
kesabaran, dan Hikmah yang bermakna kebijaksanaan. Jadi, ketika mengucap
huruf Haa, itu berarti di dalamnya ada kehidupan, rasa malu, dan
kebijaksanaan.
Adapun huruf Baa’ terambil dari kata Birr yang
bermakna kebajikan dan Bahaa’ yang bermakna kemuliaan. Dengan Ha’ yang
ada pada kata Al Hayaah (kehidupan), Dia menghidupkan jasadnya. Dengan
Haa’ yang ada pada kata Al Hubb (cinta), Dia menghidupkan kalbunya
hingga bisa mengenalNya. Lalu dengna Baa’ yang ada pada kata Al Birr
(kebajikan), Dia memberinya berbagai kenikmatan dunia. Dengan Baa’ yang
ada pada kata Al Bahaa’ (kemuliaan), Dia memuliakannya di hadapan para
malaikat. Seperti yang sudah saya jelaskan, kata ‘Aql (akal) terdiri
atas beberapa huruf. Kemudian dilihat dari sisi bentuknya, ia merupakan
ciptaan terbaik dan terbagus. Busananya pun merupakan busana yang
terbaik dan termulia.
Ia dihiasi dengan berbagai bentuk keesaan
dan keagungan Tuhan, dibungkus dengan pakaian yang berasal dari cahaya
kesempurnaan, cahaya keagungan, cahaya kebesaran, cahaya kebaikan dan
cahaya kemuliaan.
Ketika telah selesai dicipta, Allah berkata
padanya, “Kemarilah ! Kemarilah !” lalu Dia berkata, “Pergilah !
Pergilah !” Kemudian Dia berkata lagi padanya “Duduklah ! Duduklah !
Demi Zat-Ku yang mulia, Aku tidak pernah menciptakan sebuah makhluk yang
lebih baik daripada dirimu, yang lebih indah daripada dirimu, yang
lebih mulia daripada dirimu, dan lebih utama daripada dirimu. Aku
menciptakanmu dari cahaya, mengisimu dengan cahaya, membungkusmu dengan
cahaya, mendekatkanmu dengan cahaya, menguatkanmu dengan cahaya, serta
menempatkanmu di sumber cahaya. Aku adalah cahaya (QS 24 : 35),
makrifat-Ku adalah cahaya, serta kalam-Ku adalah cahaya. Kamu ini
berasal dari cahayanya cahaya. Kamu adalah cahaya di atas cahaya. Aku
berikan cahaya-Ku pada siapa saja yang Aku Kehendaki di antara
hamba-Ku.”
Setelah itu Allah bertanya padanya, “Siapa Aku ?”.
Akal menjawab, “Engkau adalah Allah yang tiada Tuhan selain-Mu.” Lalu
Allah berkata padanya, “Berkatmu manusia bisa taat. Berkatmu, dia bisa
bersyukur. Berkatmu pula, Aku memberi. Berkatmu pula, pahala bisa
diberikan. Atas kalkulasimu, perhitungan amal bisa dilakukan.”
[Diriwayatkan
oleh Ibn’ Asakir dari Abu Abdillah yang berasal dari Abu Shalih, dari
Abu Hurairah r.a. yang menuturkan, “Aku mendengan Rasulullah SAW
bersabda “Yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Kemudian Dia
menciptakan akal dan berkata ‘Demi Zat-Ku yang mulia, Aku akan
menyempurnakanmu pada orang yang Ku cintai dan Aku akan mengurangimu
dari orang yang Ku benci.’”.”]
Pasukan Akal
Berikut
ini adalah pasukan akal : ilmu, kesabaran, keyakinan, kebenaran,
penglihatan, kecerdasan, pemahaman, kewibawaan, ketenangan, rasa malu,
petunjuk, hafalan, kebersihan, ketajaman, ketakwaan, pemikiran, ingatan,
ampunan, kebajikan, kasih sayang, kehalusan, kelembutan, kedermawanan,
keagungan, pujian, sanjungan, rasa syukur, kekuasaan, kebesaran,
kebanggaan, kemuliaan, ketawadu’an, ketundukan, kekusyukan, kepatuhan,
kejujuran, kesalinghubungan, keikhlasan, niat, tekad, kesetiaan,
keadilan, keselamatan, kelurusan, ihsan, kerinduan, kebijaksanaan, dan
pengabdian.
Selanjutnya rasa cukup, ridha, hati-hati, pengaturan,
pandangan, tawakal, penyerahan, kemenangan, pertolongan, ketulusan,
kelapangan, pengampunan, penutupan, rasa senang, rasa takut, harap,
cemas, penampakan, diam, cinta, perintah, larangan, kekokohan,
penciptaan, kejelasan, otak, ilham, pengawasan, kecukupan, tobat,
kembali, canda, bahagia, pelajaran, mawas diri, penyesalan, kepandaian,
dan zuhud. Jadi, ada sekitar seratus pasukan akal.
Peran Pasukan Akal
Ilmu
dan kesabaran adalah menteri akal. Keyakinan adalah panglima pasukan
akal. Kebenaran adalah teman mereka yang terzalimi. Penglihatan adalah
pembebasan. Kecerdasan adalah pasukan terdepan. Pemahaman adalah pemilik
keteguhan. Ketenangan dan kewibawaan adalah panglima. Rasa malu
merupakan pemilik rahasia. Keabaran adalah pemilik siasat. Kesadaran
menjadi petunjuk. Hafalan dan penjagaan adalah pemilik simpanan.
Kesungguhan,
ketakwaan dan sikap wara adalah pemilik khazanah. Pemikiran dan ingatan
adalah pemilik makar. Ampunan dan kebajikan adalah pemilik kehormatan.
Kasih sayang, kehalusan, kelembutan dan pengawasan adalah para pembantu
hakim. Kedermawanan, keagungan, pemberian dan sikap pemurah adlaah
penjaga harta. Pujian, ingatan, sanjungan, dan rasa syukur adalah
pemberi bantuan. Kekuasaan, kebesaran, keagungan, kebanggaan, dan
kemuliaan adalah para petarung. Sikap tawadhu’, khusyuk, tunduk adalah
pasukan pejalan kaki. Kejujuran merupakan hakim. Kebenaran, keikhlasan,
niat dan tekad merupakan pasukan yang maju bertarung. Kesetiaan adalah
pasukan yang dipercaya. Keadilan menjadi penerang. Keselamatan dan
kelurusan menjadi penunjuk jalan. Sikap ihsan adalah pembawa panji
bendera.
Rasa rindu adalah pemilik bendera. Hikmah adalah
pimpinan. Pengabdian, pelayanan, rasa cukup dan ridha’ adalah penyangga
segala urusan. Sikap hati-hati adalah pengatur. Pendapat merupakan unsur
yang melakukan musyawarah. Tawakal adalah penjaga benteng. Kemenangan
dan pertolongan merupakan pasukan pemanah. Ketulusan dan kelapangan
adalah para utusan. Rasa senang, takut, harap dan cemas adalah milik
mereka yang bersyukur. Pengaturan dan diam adalah pasukan pengintai.
Cinta adalah tempat berlabuh.
Perintah dan larangan, janji dan
sumpah, keteguhan yang kokoh, penciptaan dan diam, adalah wakil.
Ketajaman adalah pasukan terdepan. Otak merupakan pimpinan pasukan,
sementara ilham menjadi utusan penguasa tertinggi. Pengawasan adalah
intel. Senang dan gembira adalah permainan. Penglihatan menjadi
mata-mata. Nasihat merupakan penyeru. Kepandaian dan kecerdasan adalah
pelayan. Wara dan zuhud adalah penguji. Tobat adalah pasukan yang ada di
depan.
Penyesalan adalah pasukan penjaga di belakang. Itulah
gambaran pasukan berikut kondisinya, disertai para amir, pelayang,
penunggang kuda, dan pasukan pejalan kakinya
==> pejalan-cahaya.blogspot.com
Jumat, 19 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar